Seminar-Workshop dalam Rangka Memperingatan 250 Tahun Wafatnya Santo Paulus dari Salib, Pendiri Kongregasi Pasionis

Author Padre Fransiskus Emanuel, CP., S. Fil. , M. Fil. | Minggu, 05 Oktober 2025 23:08 | Dibaca : : 257
Suasana pertemuan di Roma Suasana pertemuan di Roma dok pribadi Padre Emanuel, CP

Roma, 27 September 2025

 

Tema Seminar: Spiritualitas Santo Paulus dari Salib - Memperingati 250 Tahun Wafatnya Santo Paulus dari Salib

Tempat & Tanggal: Rumah Generalat Pasionis, Roma-Italia, 24-26 September 2025

Penyelenggara: Kongregasi Pasionis

Tujuan Kegiatan: Seminar-workshop ini diselenggarakan untuk mendorong kontribusi baru dalam bidang sejarah, kharisma, dan spiritualitas Kongregasi Pasionis. Menghubungkan mereka yang telah melakukan penelitian dan menerbitkan karya dengan mereka yang baru akan memulai, sehingga terjadi dialog yang memperkaya dan menginspirasi. Menjadi dorongan bagi kaum religius muda untuk semakin mendalami warisan spiritual Santo Paulus dari Salib.

 

Memoria Passionis: Jantung Spiritualitas Passionis yang Kontemplatif, Ilmiah, dan Revolusioner

Inti dari seluruh identitas spiritual dan karisma Passionis, yang diwariskan oleh St. Paulus dari Salib, adalah Memoria Passionis: ingatan yang hidup dan transformatif akan Sengsara Yesus Kristus. Karisma ini tidak dipandang hanya sebagai kenangan masa lalu, melainkan sebagai "kode genetik" rohani yang menjadi "obat yang paling efektif untuk kejahatan zaman kita." Dalam pandangan Paulus dari Salib, misi Kongregasi didirikan secara fundamental pada doa, puasa, dan keheningan sejati, yang menjadi prasyarat untuk menghidupi misteri agung ini.

Peran Sentral Doa dan Keheningan

Sebagai seorang guru doa, Paulus dari Salib mendesak para pengikutnya untuk bergerak melampaui dunia luar dan memasuki pusat terdalam jiwa yang ia sebut sebagai "bait suci atau tabernakel Tuhan." Di altar hati yang sunyi inilah api kasih ilahi harus dijaga agar terus menyala, dipicu oleh kontemplasi Sengsara Kristus. Inilah praktik batin yang esensial, yang menuntut kesendirian sebagai sarana untuk mencapai komuni yang lebih dalam, sebuah nilai yang semakin genting di tengah tantangan era digital yang terus-menerus mengancam keheningan. Melalui jalan kontemplatif ini, Passionis dituntun untuk bersatu dengan Kristus, mencapai persatuan kasih yang sempurna yang berarti "merasakan penderitaan-Nya di sini dan sekarang" dan "berada di Salib bersama-Nya." Fondasi spiritualitas ini diperkuat oleh fakta bahwa Paulus dari Salib sendiri sangat mendalami Kitab Suci, membentuk bahasa dan imajinasinya secara menyeluruh dari teks-teks Alkitab.

 

Kesinambungan Karisma Melalui Warisan Tertulis

Kekayaan warisan Passionis tidak berhenti pada sang pendiri, tetapi terus diperluas dan dihidupi oleh para penerusnya. Sosok seperti Beato Dominikus Barberi menunjukkan bagaimana fokus pada Sengsara dapat diterapkan pada isu-isu baru, seperti Ekumenisme dan berbagai karya spiritual. Koleksi luas tulisannya, yang dikenal sebagai Barberi Papers, bersama dengan surat-surat dan Diari Spiritual Paulus dari Salib, menjadi harta karun yang tak ternilai. Para Passionis hari ini menyadari bahwa agar karisma ini tetap hidup dan relevan, diperlukan upaya ilmiah dan kearsipan yang serius. Ada dorongan kuat untuk mendijitalkan koleksi-koleksi penting ini agar mudah diakses oleh para sarjana global, sehingga memungkinkan pesan Paulus dari Salib dapat terus bergema.

Tuntutan Metodologi Ilmiah

Untuk menjaga keaslian karisma, diperlukan analisis historis-ilmiah yang ketat. Para peneliti ditekankan untuk menggunakan perpustakaan dan arsip sebagai sumber utama, seraya menerapkan kritik sumber yang teliti. Penting untuk menghindari jebakan interpretatif seperti anakronisme yaitu, menerapkan pemikiran modern pada konteks abad ke-18 serta menjamin akurasi dalam penerjemahan. Upaya ilmiah ini, seperti yang dicerminkan dalam kerja penerjemahan dan penelitian, bertujuan untuk memastikan bahwa Spiritualitas Passionis yang disajikan kepada dunia modern adalah autentik dan tidak dilemahkan oleh kesalahpahaman.

 

Memoria Pasionis sebagai Misi Revolusioner

Pada intinya, karisma Passionis adalah seruan untuk bertindak. Tindakan mengingat Sengsara Kristus memiliki makna revolusioner karena ia membawa penderitaan umat manusia ke dalam fokus dan berjuang melawan budaya amnesia yang mendominasi dunia. Ingatan Passionis menjadi memori dan ekspresi penderitaan, yang menentang "kekerasan dari logika hukum yang terkuat" dan menuntut tanggung jawab serta solidaritas. Dengan cara inilah Memoria Passionis diyakini sebagai "karya kasih ilahi yang paling menakjubkan," yang terus menjadi panduan spiritual dan profetik bagi semua orang yang ingin mencari perdamaian dan keadilan. Passionis masa kini mengemban tugas untuk terus menyampaikan pesan abadi ini kepada dunia yang haus akan penyembuhan dan makna.

 

 

 

Leave a comment